SALAM FISIKAWAN MUDA! SELAMAT DATANG DI BLOG HIMAFI FMIPA UNIVERSITAS TADULAKO. MARI SALING MENYAPA DAN BERBAGI DEMI INDONESIA MAJU DAN ILMIAH

Suara Himafi

salam fisikawan mudaa!

sekedar info untuk seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa fisikawan mudah yang tergabung dalam HIMAFI FMIPA Untad, jika kalian ingin mengaskes atau mengetahui info info tentang penelitian dalam bentuk jurnal dari berbagai jenis bentuk jurnal atau untuk memudahkan kalian mencari referensi dalam menyusun penelitian, atau sekedar menambah informasi silahkan menggunakan Geogle Scholar insya allah semua tersedia apa yang kalian butuhkan, salam fisikawan muda.

Fazri Mangendre
G 101 12 001

Mengapa Mahasiswa Mesti Menulis?


Berikut merupakan sumbangan tulisan dari seorang teman mahasiswa ekonomi akutansi S1 UNIKA ST Thomas Medan yang patut untuk dibaca.

***

Menulis adalah pekerjaan mengolah kata-kata. Saat kita memutuskan untuk menjadi penulis, atau katakanlah hanya sekadar menulis saja, maka kewajiban kita berikutnya adalah terus-menerus secara aktif mempelajari kata-kata. Mempelajari kata-kata akan menghantar kita ke penguasaan kosa kata yang lebih banyak lagi. Apa boleh buat, tulisan yang bagus sama artinya dengan menemukan kata yang tepat. Tulisan itu lahir dari pergulatan penulis dengan begitu banyak bahan bacaan. Terinspirasi dari diskusi bermartabat. Termotivasi karena memang segala sesuatu dimungkinkan untuk berubah. Sehingga Saya selalu beranggapan mereka yang sudah berani menulis, terlebih mengirimkannya ke media massa dan dimuat, adalah kaum cerdik pandai.


Beberapa waktu yang lalu, saya pernah mengajak beberapa kawan dikampus untuk gemar dengan dunia tulis menulis. Tapi sayangnya kebanyakan kawan-kawan mahasiswa itu menyatakan aku tak bakat menulis. Menulis itu sulit dan membutuhkan bakat. Jika kebanyakan mahasiswa sekarang menyatakan menulis itu sulit,Sesungguhnya ini sebuah ironi. Kenapa menulis terasa sangat susah di mata mahasiswa? Begitu susahnya kah sehingga jarak antara pikiran dengan tangan terasa sejauh ribuan kilometer. Saya tidak punya jawaban pasti. Yang pasti Bukankah mahasiswa memiliki ilmu, gagasan, pemikiran, aspirasi, dan pengalaman yang bisa membantu untuk dituliskan? Yang barang tentu, apa yang dituliskan mahasiswa bermakna bagi dunia pendidikan dan masyarakat.

Sangat disayangkan memang saat kita memalingkan pandang ke lingkungan akademik, sesungguhnya masyarakat kampus sekarang belumlah kaum yang melek menulis dan melek membaca. Kita belum terbiasa duduk berlama-lama membaca, terlebih menulis. Dan kita lebih memilih menari-narikan jemari di atas tombol telepon genggam dari pada menari-narikan jemari di atas tombol laptop atau computer kita. Kita Masyarakat kampus yang membaca hanya untuk mencari alamat, membaca untuk mengetahui harga-harga, membaca untuk melihat lowongan pekerjaan, membaca untuk menengok hasil pertandingan sepak bola, membaca karena ingin tahu berapa persen discount obral di pusat perbelanjaan, dan akhirnya membaca sub-title opera sabun di televisi untuk mendapatkan sekadar hiburan.” Dan satu lagi, membaca status di facebook. Dan acapkali masyarakat kampus melakoni tulis-menulis semata-mata demi tugas kuliah saja.

Berbicara Tentang kemampuan menulis seseorang itu dalam menulis, sesungguhnya tidak bersangkut paut dengan bakat. Tidak pula terkait dengan usia. Semua orang bisa menulis. Mahasiswa bisa menulis artikel ilmiah populer di surat kabar, artikel ilmiah untuk jurnal, buku, dan lain sebagainya serta Ruang-ruang bagi mahasiswa menuangkan ide, gagasan lewat tulisan tak terbatas. Terlebih dengan perkembangan teknologi yang semakin menggila. Dengan kehadiran banyaknya media-media sekarang ini,sangat efektif dan memberi peluang besar bagi mahasiswa untuk menyalurkan hasrat menulisnya.

Kenapa Mahasiswa mesti menulis?. Kita adalah mahasiswa, yang sering dijuluki kaum-kaum intelektual muda. Kita punya ilmu, gagasan, pemikiran, aspirasi, dan pengalaman tidak ada salahnya kita menuangkannya dalam tulisan. mestinya kita tidak hanya melakukan kritikan dengan turun ke jalan yang nyata-nyatanya malah menggangu dan merugikan masyarakat,parahnya malah membuat kerusuhan. Dikampus telah diajarkan tentang beragam keilmuan yang didalami, dididik mulai usia dini hingga beranjak dewasa. Seharusnya dengan bekal tersebut mahasiswa berperang pemikiran atas beragam hal, beragam isu, beragam masalah dinegeri ini, dengan memberikan Solusi, tidak hanya kritikan. Jika tidak mampu berbicara langsung kepada penguasa, lewat tulisan mungkin tersampaikan. Bekal idealisme yang masih berkobar, kenapa hanya disimpan saja.?

Bagaimana pun mahasiswa Sebagai kaum intelektual muda harus mampu membiasakan menulis, Mahasiswa harus mampu memberdayakan otak kreatifnya.Sudah bukan masanya lagi mahasiswa dikatakan sebagai konsumen tulisan, dan plagiarisme. Sekarang saatnya proses menuju sarjana penulis itu dimulai. Mahasiswa kini harus menjadi produsen tulisan dengan menjadikan menulis sebagai tradisi. Karena Tak ada yang sia-sia dalam menulis.Dengan menulis sejarah akan dicatat, dengan menulis peradaban akan dibangun dan dengan menulis pula masa depan akan lebih berwarna.

Suryono Briando Siringo

1 komentar:

  1. aduh........krn menariknya informasi yang diberikan tdk tahu mau di koment apalagi.
    just say : semoga panjang umur dan sehat selalu. eh....salah sy kira ULTAH. hehehehe...
    semoga blog ini terus maju dan baik,lebih baik, dan semakin baik lagi kedepannya.
    amieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennnn.....

    BalasHapus